Promosi Tak Jamin Tingkatkan Kunjungan Wisatawan
Anggota Komisi Komisi X DPR Reni Marlinawati mengatakan, Indonesia memiliki destinasi pariwisata yang luar biasa melimpah ruah. Namun, jika hal itu tidak dipromosikan dan didukung oleh sarana pendukung lain, maka tidak akan terjadi peningkatan di sektor industri pariwisata.
Demikian dikatakan Reni ketika rapat kerja antara Komisi X dengan Menteri Pariwisata Arief Yahya, di Gedung Nusantara I, Rabu (16/12/15). Raker dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi X DPR, Abdul Kharis Almasyhari.
“Pariwisata tidak hanya tergantung pada promosi yang diciptakan saja, namun juga harus di imbangi dengan fasilitas pendukung yang memadai. Kalau infrastruktur dapat dimaksimalkan dan diprioritaskan, maka akan memberi dampak signifikan terhadap peningkatan industri pariwisata kita,” tutur Reni.
Untuk itu, lanjut politisi F-PPP itu, dengan anggaran sebesar Rp 5,4 triliun pada tahun mendatang, diharapkan Kemenpar dapat melakukan berbagai program progresif untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan.
“Apalagi sekarang sudah ada sinergitas yang luar biasa dinamis dengan kementerian-kementerian lain. Artinya, ketika industri pariwisata ini digenjot, pemasaran ditingkatkan, branding terus menerus dilakukan, maka fasilitas infrastruktur sebagai pendukung juga harus dilakukan,” imbuh Reni.
Masih dalam kesempatan yang sama, Reni juga menyoroti masalah sertifikasi kompetensi terhadap tenaga pariwisata yang dikabarkan sudah dilakukan oleh Kemenpar. Diharapkan, jika banyak tenaga pariwisata sudah banyak yang tersertifikasi, hal ini akan berimbas pada kunjungan wisatawan. Pasalnya, tak lama lagi, Indonesia akan menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), dimana rakyat Indonesia juga akan bersaing secara bebas.
“Jangan sampai banyaknya potensi pariwisata yang ada di Indonesia, kemudian nanti malah di ambil alih oleh orang lain, dan dikelola oleh orang lain. Sehingga kita sebagai rakyat Indonesia bukan memperoleh manfaatnya, tetapi justru kita menjadi supporting stuck, bagi masyarakat asing yang ada di kawasan Asean,” khawatir politisi asal dapil Jawa Barat itu.
Sebelumnya, Menpar mengatakan, pihaknya telah melakukan sertifikasi kompetensi kepada 17.500 orang, yang berarti sudah mencapai 100 persen, atau sesuai target. Program itu meliputi sektor hotel dan restoran, biro perjalanan wisata, spa, pemandu wisata, dan lain-lain.
Pelaksanaan pelatihan dasar Sumber Daya Kepariwisataan di sekitar Destinasi Utama Pariwisata juga sudah dilakukan, dengan jumlah peserta mencapai 5200 orang (173 persen), yang berarti sudah melebihi target. (sf,njw)/foto:jaka/parle/iw.